MENGAPA DIMPUN KELUAR DARI BTBS MEDICA?

Profil Jurusan Perguruan Tinggi: - Sejak April 1992 saya bergabung menjadi pengajar di bt/bs medica. Dan sejak akhir Januari 2011 saya memilih keluar dari btbs medica. Tidak terhitung pertanyaan yang datang ke saya “ kenapa abang keluar dari btbs medica”? kira-kira begitu inti dari pertanyaan tersebut, baik yang langsung (siswa dan atau orang tua siswa), melalui telepon (HP), email, inbox facebook.

Beberapa saya kutip:
0811540*** ( telp): …… jadi alani aha pinda hamu? Ai sai dilului adekmu hamu ninna di btbsmedica, hape nga pindah. Jadi didia hamu saonari?
Jawab : Songoni do sipata amang, ima jo huroha situasina. Di GO do au saonari. Dst.. (bhs Batak)
 

088260030*** ( SMS): BANG, BISA DISKUSI NANTI SORE?
Balas: bisa…
088260030*** ( SMS): AKU TUNGGU DI MPI 1 YA BANG?
Balas : Saya ngak disitu lagi dek, saya sudah di GO
088260030*** ( SMS): lho.. kok bs bg, kenapa? jadi sp lagi yang ngajari kami Fis?
Balas : kan masih ada tentor disitu dek.
088260030*** ( SMS): tp di brosur msh ada nama dan foto abang?.
Balas : tau tuh…
088260030*** ( SMS): Nyesal pun aku kalo gini.. ya udalah bang ya. Maaf klo ada salah ama abg xlama ini. Doakan saya lulus ya bg!

Inbox FB : Bg, dengar-dengar abang dah pindah ya ke GO. Napa bang. Untuuuug aja aku dah tmt, klo nggak…..
Inbox FB : bg Dimpun pindah, saya juga pindah, ajarin saya fisika ya bang!
Inbox FB : bg dim janganlah pindah bang, pleaseeee...
 

Maaf kepada semuanya, kalau sampai sebelum ini saya tuliskan (November 2011) semua pertanyaan kalian belum saya jawab.
 

Saya sebenarnya tidak ingin menuliskan semua ini, saya ingin diam saja. Tetapi ternyata diam itu tidak selamanya emas! Saya tidak rela disebut penghianat.

Jadi MENGAPA DIMPUN KELUAR DARI btbsmedica?
Saya tuliskan sedikit alasannya:

  1. Karena ternyata saya bodoh, tolol, ngak pake otak. Syukurlah saya menyadarinya sekarang, walaupun sudah sangat terlambat. Kebodohan dan ketololan saya adalah mengapa tidak dari dulu saya keluar? mengapa baru sekarang? Itulah kebodohan dan ketololan saya. Jadi ketololan saya sekali lagi adalah karena terlalu lama saya di medica, bukan karena saya keluar dari medica seperti yang ditanamkan medica kepada pengajar dan pegawainya. Dan karena itu pula saya menuliskan “pembelaan” saya ini.
  2. Selama kurang lebih 18 tahun saya di medica, “SAYA TIDAK SEJAHTERA” syukurlah sekarang saya jauh lebih sejahtera setelah keluar dari medica.
  3. Terlalu banyak janji - yang saya takut tidak semua dapat terpenuhi seperti selama ini. (misalnya yang tidak pernah dipenuhi: program 7001 ( tdk perlu dijelaskan program apa ini), pembagian 49% saham kepada personil medica, hitungan saya seharusnya tahun 2011 tetapi sudah lebih lima tahun tidak kedengaran lagi, dll) sehingga saya tidak mau terperangkap (lagi).
  4. “Lihat kawan, lihat kekuatan” ternyata yang kurasakan adalah lihat kawan cari kelemahan, bukan saling menguatkan tapi saling menjatuhkan.
  5. Tidak (lagi) nyaman. Saya tidak bisa menerima pernyataan “ enaknya kita dimedica, “setiap hari terancam”. Bagi saya kenyamanan adalah yang utama. Bagaimana mungkin saya bisa melakukan tugas dengan baik kalo dibayang-bayangi ancaman? pasu-pasu na godang, ima roha na sonang (bhs Batak-red), apakah itu salah?.
  6. Cara komunikasi manajement yang menurut saya tidak membuat nyaman para pegawai dan pengajar.
Sudahlah… ntar dianggap propokator lagi…

BenarkaN saya tolol? Buktinya bisa bertahan selama ini.
Ucapan terimakasih dan permohonan maaf:

  1. Terimakasih kepada pak BG ( manajement medica ) yang telah mengatakan kepada saya melalui SMS “…..kalau begitu lebih baik keluar saja dari medica….”. Bapak telah menyadarkan saya akan bebodohan saya selama ini.
  2. Maaf kepada teman-teman di medica yang masih tetap mau berkomunikasi dengan saya sampai saat ini walaupun tidak satu jurusan dengan saya dan tidak pula satu institusi lagi dengan saya. Kalian memang melarang saya menuliskan semua ini, tapi tetap saya lakukan. Kalian memang benar-benar teman sejati.
Oh ya… baru teringat. Keberadaan anak saya les di medica pun ( karena di tempat saya belum ada kelasnya) juga ikut dipersoalkan, dan harus kujawab begini: suka-suka saya mau saya leskan di mana anak saya.

UPDATE
Terimakasih
Dimpun S.,SSi.

Pencarian Google